Bahaya Jurnal Ilmiah yang Terlalu Luas Fokus dan Cakupannya

Faizal Risdianto, Kepala Pusat Publikasi dan Rumah Jurnal UIN Salatiga, hadir ke UIN Maulana Malik Ibrahim Malang atas undangan Pusat Publikasi Ilmiah-LP2M. Ia menjadi pembicara utama pada Workshop Strategi Jitu Menuju Indeksasi Internasional di Ruang Pertemuan Gedung Rektorat lt. 3, Kamis, 8 Agustus 2024. Di hadapan seluruh perwakilan pengelola jurnal ilmiah di UIN Malang, ia menilai bahwa sebagian besar, fokus dan cakupannya (focus and scope) terlalu luas. “Ini bisa menghambat jurnal dalam penilaian tim reviewer pengindeks internasional,” jelasnya.
Faizal menuturkan, banyak sekali lembaga pengindeks bagi terbitan ilmiah berskala internasional bereputas, seperti Web of Science (WoS), DOAJ, dan Scopus. Namun, dalam pemaparan materinya, ia lebih memfokuskan pada sistem penilaian Scopus. “Karena nampaknya di Indonesia, jurnal terindeks Scopus itu harga mati,” tambah Pria asli Karanganyar, Surakarta ini.
Apa pentingnya sebuah jurnal ilmiah terindeks di skala internasional? Menurut Faizal, dengan adanya sistem penilaian yang sangat ketat dalam proses indeksasi, seperti yang dilakukan CSAB (Content Selection and Advisory Board) Scopus, membuat pengelola jurnal ilmiah dimana pun berlomba-lomba meningkatkan mutu jurnalnya. Salah satu yang pasti dilakukan oleh pengelola ialah penyeleksian artikel hasil riset. Tentunya, pengelola akan membuang artikel dengan kualitas jelek, meskipun itu milik teman atau pimpinan instansi sendiri. “Kita harus tegas. Jangan karena tidak berani, akhirnya terpaksa menerima artikel yang tidak sesuai dengan standar jurnal kita,” tegas Dosen Bahasa Inggris tersebut.
Beberapa jurnal berkesempatan dinilai langsung oleh Faizal. Menurut perspektifnya, jurnal yang menuliskan banyak poin pada laman focus and scope berpotensi menerima penolakan dari Scopus atau pengindeks lain seperti WoS. “Batasi cakupan jurnal Bapak dan Ibu agar konten artikel yang termuat tidak terkesan sapu jagat, semua ada,” imbuhnya.

Masalah selanjutnya yang dikhawatirkan pengelola jurnal jika mengurangi cakupannya ialah semakin susahnya mendapatkan artikel yang sesuai. Faizal merespon bahwa itu adalah hal yang normal. “Tapi, justru itu sebenarnya memudahkan kita dalam menyeleksi naskah. Proses penerimaan dan penolakan artikel akan semakin cepat karena cakupan kita sudah menyempit,” jelas Bapak yang sedang menempuh studi Program Doktor di Universitas Sebelas Maret, Surakarta ini.
Workshop Strategi Jitu Menuju Indeksasi Internasional merupakan kegiatan rutinan setiap tahun yang diadakan Pusat Publikasi Ilmiah dan Rumah Jurnal. Kegiatan ini adalah fasilitas bagi pengelola jurnal ilmiah di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang untuk meningkatkan mutu jurnal. Sehingga, ke depannya, seluruh jurnal di UIN Malang meningkat dibuktikan dengan akreditasi dan indeksasi di skala nasional dan internasional.