Benchmarking LP2M UIN Salatiga ke LP2M UIN Syekh Wasil Kediri, Perkuat Managerial dan Tata Kelola , Layanan Bantuan Hukum, Konseling dan Kerjasama Internasional

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Salatiga melakukan benchmarking ke Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Syekh Wasil Kediri , dengan Tujuan Pertama tentang Managerial dan Tata Kelola LP2M, kedua tentang Inovasi Dan Layanan Pusat Bantuan Hukum dan Biro Konsultasi Huku dan ketuga tentang Inovasi dan Layanan Kantor Urusan Internasional.. Kunjungan ini diterima langsung oleh Dr. TAUFIK ALAMIN, M.Si. selaku Ketua UIN Syekh Wasil Kediri pada Kamis, 11 Desember 2025. Pemilihan UIN Syekh Wasil Kediri sebagai lokasi benchmarking bukan tanpa alasan. UIN Syekh Wasil Kediri dinilai memiliki inovasi serta pengembangan program internasional yang signifikan, sehingga dapat menjadi rujukan bagi UIN Salatiga untuk memperkuat kiprah internasionalnya. selanjutnya Dr. Taufik Alamin juga aktif dalam mendorong peningkatan kualitas penelitian dan pengabdian masyarakat di lingkungan kampus, termasuk mengelola publikasi ilmiah, seperti jurnal dan buku ajar, serta mengawasi pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Ia juga berperan dalam memperkuat akreditasi jurnal ilmiah di UIN Syekh Wasil Kediri, dengan target meningkatkan jumlah jurnal terakreditasi Sinta. Selain itu, beliau terlibat dalam berbagai kegiatan kolaborasi akademik, seperti KKN Persemakmuran dan kerja sama dengan institusi lain, serta mempromosikan moderasi beragama dan kerukunan umat melalui program-program LPPM.
Ketua rombongan yang dipimpin oleh Bapak Hammam, Ph. D selaku ketua LP2M UIN Salatiga menyampaikan bahwa fokus utama pembahasan adalah Managerial dan Tata Kelola , Layanan Bantuan Hukum, Konseling dan Kerjasama Internasional, pembelajaran dari UIN Syekh Wasil Kediri dinilai sangat berharga.

Dalam diskusi, LP2M UIN Syekh Wasil Kediri berbagi pengalaman tentang pengelolaan kerjasama internasional, mulai dari aktivasi Memorandum of Understanding (MoU) hingga rencana penyetaraan ijazah di tingkat global. Mereka juga membahas peluang kolaborasi riset, penulisan artikel ilmiah internasional, hingga program beasiswa, termasuk Erasmus+ di Eropa. UIN Syekh Wasil Kediri juga memaparkan kebijakan Penelitian, PKM dan Layanan bantuan Hukum dan Konseling.
Di samping itu, UIN Syekh Wasil Kediri rutin mengadakan berbagai agenda internasional seperti International Festival, Educational Expo, hingga outbound yang melibatkan mahasiswa asing. Salah satu terobosan penting yang dicatat UIN Salatiga adalah kerjasama UIN Syekh Wasil Kediri dengan BPJS Kesehatan untuk mahasiswa asing. Hal ini diharapkan bisa diadopsi di Salatiga, mengingat pentingnya perlindungan kesehatan bagi mahasiswa internasional.
Dari segi rekrutmen, UIN Syekh Wasil Kediri mengutamakan kualitas dibanding kuantitas mahasiswa asing. Proses wawancara melibatkan setiap program studi, sementara KUI berperan mendampingi. Benchmarking ini diharapkan menjadi pijakan bagi UIN Salatiga untuk mengembangkan program internasionalisasi, baik dari segi peningkatan jumlah mahasiswa asing, penguatan riset bersama, maupun penyediaan fasilitas penunjang. (JKT)
