Sebuah penelitian kolaboratif antara Heru Saputra dari Indonesia dan Pavithra Lakshmi Narasimhan dari India telah mengungkap hubungan antara emosi, spiritualitas, dan ketahanan diri dalam perspektif India.
Penelitian ini berfokus pada konsep Gunas atau Pengalaman Subjektif dalam filsafat India. Filsafat India menekankan sifat sementara dari emosi dan menganjurkan untuk mencapai keseimbangan emosional melalui kesetiaan kepada kekuatan yang lebih tinggi dan penyerahan diri.
Studi ini menyimpulkan bahwa spiritualitas memainkan peran penting dalam membentuk pengalaman emosional individu, berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan mental dan mengurangi kecenderungan narsistik. Praktik-praktik keagamaan menumbuhkan rasa aman dan kepercayaan pada “makhluk superior,” sementara emosi melibatkan perasaan yang dialami terhadap Tuhan atau Yang Ilahi. Ketahanan diri, yang didefinisikan sebagai kemampuan untuk beradaptasi dalam menghadapi kesulitan, terkait erat dengan komponen-komponen ini.
Hipotesis penelitian ini menyatakan bahwa kedekatan dengan konsep Tuhan mengoptimalkan baik emosi maupun ketahanan diri, sehingga mendorong kesejahteraan di seluruh domain fisik, psikologis, emosional, dan sosial. Dengan menyelidiki interaksi antara emosi, agama, dan ketahanan diri dari perspektif India, penelitian ini memberikan kontribusi pada pemahaman yang lebih dalam tentang hubungan kompleks mereka dan dampaknya pada kesehatan mental.
Penggunaan penelitian pustaka memungkinkan eksplorasi mendalam terhadap literatur dan teks filosofis yang relevan. Wawasan yang diperoleh dari penelitian ini berpotensi menginformasikan intervensi kesehatan mental dan mempromosikan kesejahteraan holistik dalam berbagai konteks budaya. Dengan mengakui pentingnya faktor agama dan spiritual dalam pengalaman emosional dan ketahanan diri, para praktisi dapat menyesuaikan intervensi yang memenuhi kebutuhan spesifik individu dalam kerangka budaya dan agama yang berbeda, pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan mental secara keseluruhan.