Mahasiswa Internasional UIN Salatiga dari 3 Negara Ikuti International Cultural Presentation di UIN Raden Mas Said Surakarta

Surakarta — Tiga mahasiswa internasional dari UIN Salatiga turut berpartisipasi aktif dalam kegiatan International Cultural Presentation yang diselenggarakan oleh UIN Raden Mas Said Surakarta pada Selasa, 21 Oktober 2025. Ketiga mahasiswa tersebut adalah Abdulatip Kanjang dari Filipina, Mafu Cessay dari Gambia dan Ebrahim Hasan dari Yaman. Acara ini menjadi wadah penting bagi mahasiswa dari berbagai negara untuk memperkenalkan dan merayakan keanekaragaman budaya dunia dalam suasana akademik yang inklusif dan kolaboratif.

Kegiatan yang berlangsung di kampus UIN Raden Mas Said Surakarta ini diikuti oleh perwakilan mahasiswa internasional dari sejumlah negara seperti Thailand, Filipina, Timor Leste, Nigeria, Bangladesh, Pakistan, Tajikistan, Gambia, dan beberapa negara lainnya. Kehadiran perwakilan dari UIN Salatiga memperkuat semangat kolaborasi dan jejaring internasional antarmahasiswa di lingkungan perguruan tinggi Islam di Indonesia.

Acara dimulai pukul 08.00 WIB dengan agenda registrasi peserta. Kegiatan pembukaan diawali dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan Mars UIN Raden Mas Said Surakarta, yang kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari beberapa pejabat kampus. Sambutan disampaikan oleh Kepala Pusat Hubungan Internasional, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerja Sama, serta Rektor UIN Raden Mas Said Surakarta. Dalam sambutannya, pimpinan kampus menekankan pentingnya International Cultural Presentation sebagai sarana memperluas wawasan global dan membangun komunikasi lintas budaya yang produktif.

Salah satu momen utama dalam kegiatan ini adalah sesi Presentasi, Seni Budaya, dan Makanan yang menampilkan keberagaman tradisi dari masing-masing negara peserta. Mahasiswa internasional dari UIN Salatiga yang berasal dari Thailand, Filipina, dan Timor Leste berkesempatan memperkenalkan kebudayaan khas negara mereka melalui pakaian tradisional, kuliner, tarian, serta presentasi singkat mengenai identitas budaya. Suasana hangat, semarak, dan penuh semangat kolaborasi mewarnai acara ini, menciptakan ruang interaksi positif antar mahasiswa dari berbagai latar belakang.

Setelah sesi budaya, peserta juga mengikuti kegiatan City Tour yang diselenggarakan khusus bagi mahasiswa internasional. Sebanyak 50 mahasiswa dari berbagai kampus diajak mengenal lebih dekat keindahan kota Surakarta, termasuk warisan sejarah, seni, dan nilai-nilai budaya yang menjadi bagian penting dari identitas Indonesia. Melalui kegiatan ini, para peserta memperoleh pengalaman langsung yang memperkaya pemahaman mereka terhadap konteks sosial dan budaya lokal.

Partisipasi mahasiswa UIN Salatiga dalam acara ini juga menjadi bukti nyata komitmen kampus terhadap internasionalisasi pendidikan tinggi dan penguatan diplomasi budaya. Kegiatan semacam ini tidak hanya memperluas jaringan kerja sama akademik, tetapi juga menjadi sarana pembentukan karakter mahasiswa sebagai duta budaya yang mampu membawa semangat toleransi dan persahabatan di tingkat global.

Perwakilan UIN Salatiga yang mengikuti kegiatan ini menyampaikan kesan mendalam atas pengalaman tersebut. “Acara ini sangat luar biasa. Kami bisa belajar banyak tentang budaya negara lain, sekaligus memperkenalkan budaya kami kepada teman-teman internasional,” ungkap salah satu mahasiswa internasional UIN Salatiga.

Kepala Pusat Kerjasama Internasional LP2M UIN Salatiga, Ibu Marisa Fran Lina, M. Pd. yang bertugas mengirim mereka ke sana juga menekankan pentingnya kegiatan ini dalam membangun jejaring internasional. “Kami berharap International Cultural Presentation dari UIN Solo menjadi ruang kolaborasi nyata yang menumbuhkan semangat saling menghargai, memperkaya wawasan global, dan mempererat hubungan antarbangsa melalui kebudayaan,” ujarnya. Dengan terselenggaranya acara ini, diharapkan hubungan kerja sama antara UIN Salatiga dan UIN Raden Mas Said Surakarta dapat semakin kuat, serta membuka lebih banyak peluang kolaborasi di masa mendatang, baik dalam bidang akademik maupun kegiatan lintas budaya.(AF ed. MFL)