Mahasiswa UIN Salatiga Kunjungi NLB Singapore dan REXKL Kuala Lumpur dalam Rangka IMoP 2025

SINGAPURA–KUALA LUMPUR— Rangkaian International Mobility Program (IMoP) 2025 yang diikuti oleh mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga menghadirkan dua kunjungan penting ke lembaga literasi dan ruang kreatif di Asia Tenggara, yakni National Library Board (NLB) Singapore dan REXKL Kuala Lumpur. Keduanya berlangsung pada 24 dan 26 November 2025, memberikan sudut pandang berbeda yang saling melengkapi mengenai pengelolaan ruang publik, budaya literasi, serta perkembangan industri kreatif di dua negara.

Kunjungan pertama dilaksanakan pada Senin, 24 November 2025, ketika rombongan mahasiswa mendatangi National Library Board (NLB) Singapore. Meskipun berlangsung tanpa narasumber resmi, mahasiswa tetap melakukan observasi mandiri terhadap fasilitas dan layanan perpustakaan nasional tersebut. Mereka mengeksplorasi Main Library di lantai dasar yang menjadi pusat koleksi umum dan ruang baca, area registrasi di lantai satu tempat pelayanan keanggotaan dilakukan, serta lantai atas yang difungsikan sebagai auditorium dan ruang kegiatan publik. Pengamatan tersebut memberikan pemahaman mengenai bagaimana Singapura mengelola perpustakaan modern dengan integrasi teknologi, kerapian sistem, dan penataan ruang yang mendukung literasi masyarakat secara berkelanjutan.

Dua hari setelahnya, pada Rabu, 26 November 2025, rombongan melanjutkan rangkaian IMoP dengan mengunjungi REXKL di jantung Kota Kuala Lumpur. Berbeda dengan karakter NLB yang formal dan terstruktur, REXKL menghadirkan suasana kreatif, dinamis, dan berlapis sejarah. Mahasiswa mengobservasi bagaimana bangunan heritage bekas REX Cinema direvitalisasi menjadi creative hub yang menaungi toko buku independen, tenant UMKM, instalasi seni, serta ruang pertunjukan. Eksplorasi di ground floor yang dipenuhi produk kreatif lokal dan area lantai atas yang menjadi ruang baca dan toko buku memberikan gambaran nyata tentang praktik adaptive reuse, yaitu memanfaatkan kembali bangunan bersejarah tanpa menghilangkan nilai budaya aslinya. REXKL memperlihatkan bahwa ruang kreatif dapat berfungsi bukan hanya sebagai tempat aktivitas seni, tetapi juga pusat ekonomi kreatif dan pemberdayaan komunitas.

Kedua kunjungan ini memberikan pengalaman komparatif yang kaya bagi mahasiswa. NLB Singapore menekankan profesionalisme, efisiensi layanan publik, dan literasi berbasis teknologi, sementara REXKL menonjolkan kreativitas, inovasi komunitas, serta penguatan ekonomi lokal melalui seni dan UMKM. Dari perpustakaan nasional yang modern dan tertata, hingga pusat kreatif yang hidup dan menginspirasi, mahasiswa memperoleh pemahaman luas mengenai bagaimana ruang publik dapat dikelola secara efektif untuk memajukan literasi, budaya, dan ekonomi masyarakat.

Melalui rangkaian kunjungan tersebut, mahasiswa UIN Salatiga diharapkan dapat membawa pulang perspektif baru dalam pengembangan literasi, pengelolaan ruang publik, dan penguatan ekosistem kreatif di lingkungan pendidikan Indonesia. IMoP 2025 menjadi jembatan untuk memperkaya wawasan internasional sekaligus menumbuhkan pemahaman lintas budaya yang relevan dengan perkembangan zaman.