Sebuah penelitian kolaboratif antara Zakiyuddin dari Indonesia dan Mohd Roslan Mohd Nor dari Malaysia telah mengungkap kontribusi penting Muhammadiyah dalam perkembangan peradaban Islam modern. Penelitian ini menggunakan pendekatan historis-filosofis dan teori pendidikan rekonstruksi sosial untuk menganalisis pemikiran pendidikan Muhammadiyah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan Muhammadiyah merupakan pendidikan Islam modern yang berlandaskan semangat Islam Berkemajuan. Muhammadiyah tidak hanya berfokus pada aspek keagamaan, tetapi juga berupaya untuk merekonstruksi tatanan sosial, ekonomi, politik, dan budaya sesuai dengan tuntutan zaman.
Dua fondasi utama pemikiran pendidikan Muhammadiyah adalah teologi al-Ma’un dan teologi al-‘Ashr, yang keduanya berasal dari pemikiran KH. Ahmad Dahlan. Teologi al-Ma’un menekankan pentingnya kepedulian sosial dan kemanusiaan, sementara teologi al-‘Ashr menekankan pentingnya aktualisasi nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan utama pendidikan Muhammadiyah adalah mengembangkan ma’rifat quotient, atau kesadaran akan Tuhan. Hal ini diharapkan dapat melahirkan individu-individu yang memiliki etos kosmopolitan dan kemanusiaan, yang kemudian tercermin dalam berbagai kegiatan sosial Muhammadiyah, seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik, filantropi, dan penanggulangan bencana.
Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam memahami peran Muhammadiyah dalam perkembangan peradaban Islam modern. Dengan menggabungkan tradisi Islam dengan pemikiran modern, Muhammadiyah telah berhasil menjadi salah satu organisasi Islam yang paling berpengaruh di Indonesia.