Bertempat di lokasi yang cukup megah dan mewah Trans Resort Hotel Denpasar Bali, Ketua PSGA IAIN Salatiga menghadiri undangan dari KPPA RI (Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) atas amanah dari Rektor IAIN Salatiga. Pertemuan ini dihadiri oleh ketua pusat studi gender dan anak perguruan tinggi Islam maupun umum dari wilayah Timur.
Dalam sambutan saat membuka acara, Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat Indra Gunawan, S.K.M., M.A
mengapresiasi tim penyusun draft panduan PTRG yakni PSGA UIN Sunan Ampel Surabaya, UIN Alaudin Makassar dan UHAMKA Jakarta di mana ketiga perguruan tinggi ini dipercaya KPPA karena telah menorehkan sejumlah pencapaian di kampus masing-masing. Salah satu the best practice ketiga kampus ini adalah terbitkan Keputusan Rektor atau Peraturan Rektor tentang PTRG. Hal yang tidak banyak dilakukan oleh perguruan tinggi lain bahkan perguruan tinggi umum negeri lainnya.
Deputi Bidang Kesetaraan Gender Ir. Agustina Erni, M.Sc. dalam pembukaan juga menyampaikan bahwa seringkali pejabat di lingkungan kampus belum responsif gender. Kadangkala kalau ketua psga nya menghadap, mereka sudah berpikiran negatif bahwa inilah sosok sosok perempuan yang suka menuntut ini dan itu.
Lantas, apa sebenarnya benefit dari PTRG itu, sambungnya. Kampus yg respinsif gender akan membuat semua sivitas akademika merasa nyaman dan dimanusiakan. Selama ini kalangan umum beranggapan bahwa perjuangan pegiat gender dan anak hanya untuk perempuan. Ini salah, tujuan gerakan jesetaraan gender adalah untuk keadilan dan kesejahteraan perempuan dan laki-laki. Ujung-ujung nya dari PTRG adalah bagi mahasiswa. Mahasiswa yang telah responsif gender akan menjadi warga masyarakat yang peka dengan persoalan ketimpangan gender dan perlindungan anak.
Kegiatan ini menghasilkan sejumlah rekomendasi dan bahan perbaikan untuk merevisi draft PTRG yang dapat digunakan untuk rujukan implementasi PTRG di berbagai kampus dengan mempertimbangkan kondisi setempat.