RAIH MASA DEPAN GEMILANG DI BULAN RAMADHAN PUSTAKON TAZKIA UIN SALATIGA BERBAGI DI SMAN 3 SALATIGA

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah telah menerbitkan Surat Edaran Nomor 400-3/01558 yang mengatur pelaksanaan pembelajaran selama Bulan Ramadhan 1446 H (2025 M) di SMA, SMK, dan SMA se-Jawa Tengah. Dimulai dari tanggal 10 hingga 20 Maret 2025 dalam rangka mengimplementasikan program Kemendikbud pembelajaran selama bulan Ramadhan, khususnya tentang Pesantren Ramadhan yang bertujuan agar peserta didik dapat menjalankan ibadah puasa serta mendapatkan pendidikan sebagai penguatan iman dan taqwa. Maka SMA Negeri 3 Salatiga bekerjasama dengan  Pusat Konsultasi dan Konseling Tazkia UIN Salatiga. Penyelenggaraan Pesantren Ramadhan dilaksanakan selama 2 Minggu. Pustakon Tazkia mendelegasikan 12 narasumber untuk memberikan pendampingan acara pesantren Ramadhan. Acara berlangsung di ruang kelas SMA Negeri 3 Salatiga. Program ini dirancang untuk menanamkan nilai-nilai keislaman, meningkatkan pemahaman agama serta membangun jiwa sosial.

Program Pesantren Ramadhan ini setiap narasumber menyampaikan satu materi. Sebelum kegiatan siswa melaksanakan salat zuhur berjamaah dilanjutkan tadarus Al-Qur’an setiap kelas, ditargetkan menyelesaikan 2 juz dalam lima hari didampingi narasumber. Adapun materi yang disampaikan meliputi:

  • Pengendalian diri melalui puasa. Strategi dalam pengendalian  agar puasa lancar perlu memperhatikan seperti menjaga pahala puasa dengan menghindari perkara, menjadi pemenang di bulan Ramadan dan ibadah yang dapat menjadi sarana pengendalian diri.
  • Dahsyatnya Sholat berjamaah dan membaca Al-Qur’an. Dengan salat berjamaah Allah akan memberikan 27 kali pahala Allah, mampu memberikan kesuksesan tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat. Begitupun dengan menjadikan Al-Qur’an sebagai teman dalam meraih kesuksesan. Al-Qur’an dipercaya dapat menghilangkan kesedihan, stres dan hati menjadi tenang. Kelak Al-Qur’an menjadi teman di dunia, teman di alam kubur dan teman di akhirat.
  • Etika Pergaulan. Pergaulan bisa terjadi di rumah, sekolah, masyarakat bahkan dunia media sosial. Pergaulan remaja perlu memperhatikan sopan santun berbicara, sopan santun bersikap, sopan santun berpakaian dan sopan santun bersosial. Terhindar dari pergaulan bebas dapat menjaga kesehatan mental.
  • Menjaga diri dari perilaku menyimpang. Kondisi generasi gen-z menjadi fomo dimana bahagia diciptakan mengikuti tren karna takut ketinggalan teman. Penyebabnya adanya tekanan dari teman sebaya dan pengaruh media sosial sehingga, terjadi pergaulan bebas. Cara menjaga diri dengan memperkuat beribadah dengan Allah.
  • Menjadi siswa hebat berprestasi. Masa depan yang gemilang tentu tidak disambut dengan bermalas-malasan. Jangan sampai prestasi hilang, dengan memulai dari perubahan kecil dilakukan, menerapkan hukum 4 pilar kebiasaan, mengunakan habit stacking, membuat lingkungan mendukung , mampu melacak perkembangan konsistensi serta berani bereksperimen dan evalusi.
  • Hubbul wathon Minal Iman. Bentuk cinta tanah air  sebagian dari iman yang  harus terus diberikan kepada generasi, menjadikan kunci sebagai tonggak penguat nasionalisme yang religius. Mengajak siswa semangat yang tinggi untuk membela bangsa dan negara sendiri. Membangkitkan semangat nasionalisme muslim indonesia, mengajarkan agar tidak melakukan kekerasan, cinta kemanusiaan.

“Kegiatan pesantren Ramadhan ini bagian dari upaya sekolah dalam menerapkan pendidikan karakter berbasis nilai-nilai keislaman, siswa dapat membiasakan untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari setelah Ramadhan kegiatan salat berjamah, tadarusan tetap mereka lanjutkan” ujar kepala SMA Negeri 3 Salatiga, Drs. Supriyanto, M.Pd.,

Setiap setelah sesi mengajar tim narasumber bersama guru pendamping mengevaluasi jalannya kegiatan ini. Untuk melakukan evaluasi rutin guna meningkatkan efektivitas program pesantren Ramadhan berkelanjutan. Supaya SMA Negeri 3 Salatiga menjadi sekolah yang inklusif, ramah siswa dan memberikan perhatian lebih pada kesehatan mental.

Tim narasumber Pustakon Tazkia UIN Salatiga menambahkan bahwa selama lima hari, siswa kelas XI telah menghatamkan  Al-Qur’an. Kegiatan pesantren Ramadhan di SMA Negeri 3 Salatiga tidak hanya menjadi ajang ibadah, tetapi juga sebagai pembelajaran karakter yang mendalam. Dengan adanya program Pesantren Ramadhan, siswa diharapkan mampu melanjutkan kebiasaan yang telah ditanamkan selama Ramadhan dimanapun berada.

“Pendampingan bagi siswa terus dilakukan dalam pendukung dunia pendidikan, keseimbangan emosional, spritual, dan akademik yang lebih baik” ujar kepala Pustakon UIN Salatiga Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.