
SELANGOR— Sebanyak 10 mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga yang dipimpin oleh Kepala Pusat Kerjasama Internasional LP2M UIN Salatiga, Ibu Marisa Fran Lina, M. Pd. mengikuti rangkaian International Mobility Program (IMoP) 2025 melalui kunjungan resmi ke Innovative University College (IUC) Malaysia, Selangor, Rabu (26/11/2025). Rombongan disambut oleh tiga perwakilan utama IUC, yakni Muhammad Adiy Bin Mohd Bukhori selaku Senior Assistant Registrar, Hairul Hisam Bujang selaku Deputy Vice Chancellor Academic (Undergraduate), serta Dr. Azihan Binti Othman sebagai Postgraduate Coordinator.
Dalam kesempatan tersebut, pihak UIN Salatiga memperkenalkan rombongannya dan tujuan dari kunjungan. ”Kami dari UIN Salatiga berencana untuk penjajakan kerjsama internasional ke IUC dan kami persilahkan mahasiswa kami untuk mengeksplor kemungkinan studi lanjud di IUC,” lapor Ibu Kapus Kerjasama Internasional.
IUC memaparkan perkembangan institusi yang tengah bertransformasi dari College menuju University College, dengan fokus utama pada penguatan pendidikan berbasis industri. Salah satu program unggulan yang dijelaskan adalah Work-Based Learning (WBL), sebuah model pembelajaran yang menggabungkan studi akademik dan pengalaman kerja di industri. Melalui skema ini, mahasiswa menjalani satu tahun kuliah dan satu tahun bekerja dengan gaji minimum RM1.500–RM1.700, serta peluang direkrut langsung oleh perusahaan mitra. Seluruh program akademik IUC, baik diploma, sarjana maupun pascasarjana, berada di bawah pengawasan Malaysian Qualifications Agency (MQA) untuk memastikan kualitas pembelajaran tetap terjamin, baik pada WBL, ODL, maupun metode konvensional.
Mohammad Adiy menegaskan bahwa IUC memprioritaskan sektor-sektor industri kritikal seperti hospitality, culinary, retail, aviation, serta layanan haji dan umrah. Sementara itu, Tuan Hairul Hisam memaparkan mekanisme magang dan penempatan industri, termasuk peluang rekrutmen langsung. Pada sesi berbeda, Dr. Azihan menjelaskan struktur program pascasarjana, seperti MBA, MBM, dan program modular yang dapat diselesaikan dalam 12–18 bulan.

Mahasiswa UIN Salatiga turut aktif berdialog mengenai penyetaraan kualitas pembelajaran antara WBL dan ODL, proses audit MQA, peluang magang di Malaysia, serta kemungkinan kolaborasi akademik pada bidang syariah, pendidikan, psikologi, dan bisnis. Pembahasan mengenai peluang beasiswa dan Special Package bagi mahasiswa internasional juga turut mengemuka dalam sesi diskusi.

Kunjungan ini ditutup dengan komitmen IUC untuk membuka peluang kerja sama lanjutan bersama UIN Salatiga, khususnya dalam pengembangan pendidikan berbasis industri, pertukaran mahasiswa, serta program pascasarjana yang ramah bagi mahasiswa internasional. Pihak UIN Salatiga berharap kunjungan tersebut dapat memperluas jaringan akademik, meningkatkan pengalaman internasional mahasiswa, dan membuka ruang kolaborasi berkelanjutan antara kedua institusi.
