Semarang, 22 April 2021, Setelah satu tahun tidak ada pertemuan nasional akibat pandemi covid-19, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama akhirnya mengumpulkan PSGA PTKI di Hotel Harris Semarang. Puluhan PSGA PTKI dari berbagai provinsi berpartisipasi setelah melalui serangkaian persyaratan perjalanan untuk memenuhi protokol Kesehatan.
Pertemuan dibuka 20 April 2021 oleh Rektor UIN Walisongo Prof. Dr. Imam Taufiq, M.Ag. Dalam pidato pembukaan, Pak Rektor mengemukakan analisis bahwa PSGA memiliki cita-cita perjuangan yang luhur yakni membangun kampus yang adil, responsive, dan ramah gender. Cita-cita ini pada dasarnya sama dengan tujuan Pendidikan Islam yaitu akhlaqul karimah. Sayangnya, hal ini belum menjadi kesadaran bersama (public awareness) bagi seluruh warga kampus. PSGA dan para pegiatnya sekan-akan dibiarkan berjalan sendiri. Ketercapaian visi dan misi PSGA memerlukan prasyarat berupa dukungan kebijakan yang pro-KKG (Keadilan dan Kesetaraan gender), perencanaan dan penganggaran responsive gender, dan fasilitas yang memadai. Ketiga prasyarat ini dapat tersedia jikalau pimpinan perguruan tingginya sudah responsive gender. Untuk itu, menurut Rektor yang tampak supel ini mengusulkan agar Menteri Agama segera mengundang para rektor dan ketua PTKIN guna menginstruksikan dan memantik kesadaran mereka tentang pentingnya mewujudkan cita-cita ini bersama-sama.
Usulan Pak Rektor ini lansung disambut dengan baik oleh Dr. Suwendi, M.Ag Pejabat Analis Kebijakan Ahli Madya pada Subdirektorat Penelitian dan PKM dan Dr. Mahrus, M.Ag Pejabat Analis Kebijakan Ahli Muda pada Seksi Penelitian dan Pengelolaan HKI Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI. Demikian juga yang dirasakan oleh para peserta. Kapus PSGA IAIN Salatiga Muna Erawati juga menilai bahwa political will responsive gender dari pimpinan diharapkan dapat menciptakan dan mendorong seluruh unit pengelola dan sivitas akademika untuk selaras bersinergi melangkah menuju kampus adil, responsive, dan ramah gender.